JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mengaku akan membangun sedikitnya 100-150 klinik setiap tahunnya. Hal ini dilakukan untuk melayani para peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Pembangunan itu klinik itu pun diperuntukkan sebagai langkah efisiensi untuk obatan-obatan generik.
"Saat ini Kimia Farma punya 200 klinik, harapannya sekitar 300-an, ini juga dalam rangka meng-link-kan bisnis dalam pelaksanaan BPJS," kata Direktur Utama PT Kimia Farma Rusdi Rosman di Kantornya, Jakarta, Kamis (9/1/2013).
Rusdi mengatakan, untuk tahun ini Kimia Farma telah menganggarkan sekira Rp30 miliar untuk membangun 100 klinik. Penambahan itu juga lantaran potensi pasar farmasi ada yang sekitar Rp12 triliun diperebutkan 240 industri farmasi. "Tahun ini yang di take over 30, klinik tingkat 1, ukuran 5x6 meter, total capex untuk tahun ini Rp30 miliar untuk 100 klinik," tambahnya.
Selain itu, Rusdi berharap, dalam jangka panjang Kimia Farma dapat membangun 1.000 klinik, sebagai pelayanan bagi peserta BPJS, lantaran kebutuhan klinik di Indonesia dengan adanya BPJS mencapai 50.000 klinik.
Tidak hanya itu, sambung Rusdi, Kimia Farma juga meningkatkan target pendapatan dari sektor obat generik menjadi Rp800 miliar dari Rp350 miliar.
"Setelah ada BPJS, ada tambahan Rp800 miliar pendapatan, karena obat generik marginnya terbatas kita fight 240 industri farmasi, tahun lalu kita peroleh pendapatan Rp350 miliar, sekarang Rp800 miliar,” pungkasnya.
Analisis: Untuk melayani para peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) akan membangun sedikitnya 100-150 klinik setiap tahunnya. Pembangunan itu klinik itu pun diperuntukkan sebagai langkah efisiensi untuk obatan-obatan generik. PT. Kimia Farma mengaku mendapat tambahan pendapatan sebesar Rp800 miliar setelah ada BPJS.
Sumber: http://economy.okezone.com
0 comments:
Post a Comment