JAKARTA - Tekanan dolar Amerika Serikat (AS) nampaknya masih sangat kuat, lantaran kenaikan beberapa ekonominya. Hal ini, menyebabkan pasar saham dan pasar keuangan AS semakin bergerak positif.
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, mengungkapkan akibat data-data tersebut, pasar saham AS ditutup menguat untuk pertama kalinya pada 2014 ini. Indeks S&P 500 ditutup menguat 0,61 persen, setelah Sesaat sebelumnya, pasar saham di Eropa juga mengalami penguatan semenjak pembukaan hingga penutupan.
"Walaupun inflasi tahunan Uni Eropa diumumkan terus melambat, menandakan perlambatan perekonomian, optimisme di pasar saham tetap muncul," kata dia seperti dikutip dari situs Samuel Sekuritas, Rabu (8/1/2014).
Menurutnya, selain penguatan pasar saham, yield obligasi pemerintah AS tenor 10thn juga kembali terpangkas walaupun tipis. "Walaupun sentimen tapering sedikit mereda, penguatan Dollar Index belum juga berhenti," katanya.
Melansir Bloomberg Dollar Index, pada perdagangan non-delivery forward(NDF) pagi ini, Rupiah masih terdesak di level Rp12.238 per USD, level yang sama seperti penutupan perdagangan kemarin.
Dia melanjutkan, menyempitnya defisit neraca perdagangan AS yang diumumkan semalam, kemungkinan menjadi penyebab utamanya. "Mayoritas mata uang utama dunia juga melemah terhadap dolar AS sampai dini hari tadi," tukas dia.
Analisis: Tekanan dolar Amerika Serikat (AS) nampaknya masih sangat kuat, lantaran kenaikan beberapa ekonominya. Hal ini, menyebabkan pasar saham dan pasar keuangan AS semakin bergerak positif. menyempitnya defisit neraca perdagangan AS kemungkinan menjadi penyebab utamanya.
Sumber: http://economy.okezone.com
No comments:
Post a Comment